Laporan: Aji Hendro
Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono meluncurkan buku autobiografinya yang berjudul “Anak Sopir jadi Wakil Wali Kota”.
Imam Budi Hartono mengatakan kisah ini menjadi sebuah cerita yang patut diteladani dan dijadikan motivasi terutama bagi generasi milenial saat ini.
“Buku yang berjudul Anak Sopir jadi Wakil Wali Kota, mengisahkan tentang perjalanan hidup saya sejak kecil hingga menjadi orang nomor dua di Kota Depok,” ujarnya, kemarin.
Dirinya membagikan cerita bagaimana kehidupannya yang serba sederhana ketika itu. Lahir sebagai anak dari seorang sopir taksi hingga akhirnya mampu menapakkan kaki di kursi eksekutif Kota Depok menjadi alur yang disuguhkan Imam dalam buku setebal 125 halaman.
“Dengan buku ini, saya menyampaikan pesan kepada orang-orang khususnya generasi muda bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita meluruskan niat dan terus berusaha semaksimal mungkin dalam menjalani kehidupan meski ditengah keterbatasan,”katanya.
Dalam bukunya itu, dia mencurahkan jalan hidupnya untuk bertahan dan terus menggenjot kemampuan dirinya sebagai seorang anak, meskipun kedua orang tuanya membesarkan dirinya dalam balutan kesederhanaan.
“Bagaimana keluarga yang dicintainya itu, menjalani hari demi hari dari keuntungan yang didapat sang ayah sebagai seorang sopir taksi,” jelasnya.
Tak patah semangat dan terus memberikan yang terbaik, diwujudkan Imam untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Hal tersebut dilakukan tak lain guna memberikan kebanggaan kepada kedua orang tuanya.
Perjalanan karir sebagai politisi juga tergambar jelas dalam buku perdana ini. Mulai dari gemar berorganisasi sejak duduk di bangku kuliah yakni di Kampus Universitas Indonesia sebagai mahasiswa Teknik Kimia.
Sampai akhirnya memantapkan diri menjadi seorang kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kala itu masih bernama Partai Keadilan (PK) yang berhasil membawanya menjadi seorang legislator di tingkat kota maupun provinsi.
“Ada cerita lucu, suka cita, maupun kesedihan yang tertuang dalam buku perjalanan hidup saya ini,” terangnya.
Dirinya merasa kesedihan tersebut saat dilantik sebagai anggota DPRD Kota Depok tahun 1999 tanpa dihadiri bapak nya karena sudah almarhum.
Tak selalu melulu membicarakan politik, ayah lima orang anak ini juga mencoretkan kisah asmaranya dengan sang istri, Etty Maryati Salim.
Ternyata, dari buku itu terbukalah cerita bahwa pernikahannya dengan Etty terjadi secara ta’aruf yang dijalaninya cukup singkat hingga kemudian berjalan bersama ke pelaminan menjadi suami istri.
Kesederhanaan hidup pun terus berlanjut saat sudah menyandang status sebagai seorang suami.
“Buat saya ini salah satu ‘kado’ terbaik yang pernah saya terima. Terbitnya autobiography ini menandakan perjalan karir saya tidak semata-mata langsung ‘jadi’. Ada proses dimana kesabaran itu akan terus di uji. Dan ada kesungguhan itu akan selalu ditempa,” ungkapnya.
Selain bercerita tentang kehidupannya yang sederhana termasuk perjalanan karir politik, buku ini bercerita pula tentang kisah kasih asmara dengan istrinya, Etty Maryati Salim.
“Dalam buku perjalanan hidup saya ini ada cerita suka dan kesedihan, ada cerita lucunya juga. Semuanya tertuang,” pungkasnya. n