Limo | jurnaldepok.id
Kunjungan Tim dari Pengadilan Negeri (PN) Depok di wilayah Blok Singkuk, Rt 04/11, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, dalam acara penetapan batas tanah atas nama Lenny Budiarti pemilik sertifikat menuai protes dari kelompok warga yang mewakili Made selaku pihak yang menguasai lahan.
Kepada Jurnal Depok, Pegawai Kantor Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, yang membidangi urasan pertanahan, Mustofa mengaku hanya memfasilitasi proses penyelesaian permasalahan sengketa lahan di Blok Singkuk antara pemilik sertifikat dengan pihak yang menguasai tanah.
“Kami tidak memiliki kepentingan apapun, dan kami juga ingin ada penyelesaian secara musyawarah agar tidak menimbulkan kegaduhan, tapi melihat kondisi yang memanas, maka proses penetapan batas tanah dipersingkat, dan hasilnya tentu pihak pengadilan yang akan menetapkan,” ujar Mustofa kepada Jurnal Depok, kemarin.
Dikatakan Mustofa, permasalahan sengketa tanah di Blok Singkuk sudah lama mencuat bahkan kata dia terjadi sejak sudah puluhan tahun lalu.
“Secara umum sengketa lahan di Blok Singkuk sudah terjadi sejak dahulu, namun memang upaya penyelesaian nya bersifat parsial sehingga tidak terselesaikan sekaligus, kamipun ingin ada penyelesaian yang baik sehingga tidak ada kegaduhan yag muncul akibat dari sengketa tanah di Blok Singkuk” imbuhnya.
Wakapolsek Limo, AKP Jajang beserta jajaran tampak hadir pada kegiatan peninjauan tanah di Blok Singkuk guna memastikan pelaksanaan kegiatan peninjauan tanah oleh petugas PN berlangsung aman dan tertib.
“Kami hadir guna memastikan kegiatan peninjauan lahan dari jajaran PN di lokasi berlangsung aman dan tertib, keberadaan kami sesuai fungsi kami sebagai petugas keamanan rakyat, dan kami tidak memiliki kepentingan apapun dengan permasalahan tanah disana,” ujar Aiptu Sholeh selaku Babinkamtibmas Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo.
Sementara sejumlah perwakilan warga yang hadir dalam peninjauan batas tanah di Blok Singkuk Rw 11, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo enggan berkomentar.
“Kami hanya ingin tau aja ada apa rame rame, dan kami enggak bisa komen apa apa,” kata salah satu warga. n Asti Ediawan