Laporan: Asti Ediawan
Sejumlah pedagang tanaman hias di wilayah Kecamatan Limo mulai mengeluhkan sepinya pembeli pada sebulan terakhir yang berdampak pada penghasilan para pedagang.
Belok, pemilik lapak tanaman hias Adam Flora di Jalan H. Dugul Rw 02, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo mengaku omzet penjualan tanaman hias turun drastis sejak pertengahan bulan Januari silam bahkan kata dia, pada pekan ini dalam sehari hanya ada satu atau dua orang yang datang membeli tanaman hias dilapak miliknya, hal ini jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya dimana dalam sehari puluhan orang datang untuk membeli tanaman hias dilapak tanaman hias miliknya.
“Dulu dalam sehari saya bisa menjual puluhan pohon tanaman hias tapi sekarang paling banyak tiga pohon yang laku,” ujar Belok kepada Jurnal Depok kemarin.
Dikatakannya, banyak faktor yang menjadi pemicu turunan nya omzet penjualan tanaman hias, diantaranya penurunan minat terhadap koleksi tanaman hias.
“Pada awal tahun 2020 silam warga terutama yang hobi tamaman hias sudah mulai mengoleksi tanaman hias dirumah masing masing sehingga sekarang mereka tinggal merawat dan tak lagi berburu tanaman hias,” ujar Belok kepada Jurnal Depok, kemarin.
Meski sepi pembeli, Belok mengatakan masih bertahan dengan bisnis penjualan tanaman hias.
“Saya memang hobi juga dengan koleksi tanaman hias, jadi biarpun pembeli sepi, saya tetap melakoni usaha ini,” imbuhnya.
Hal senada dilontarkan oleh Asep pedagang tanaman hias diwilayah Kampung Parung.
Dikatakan Asep, dalam kurun 6 bulan silam dirinya mampu meraup keuntungan ratusan ribu rupiah dalam sehari dari hasil penjualan tanaman hias, namun sambung dia saat ini konsumen sudah sangat jarang yang datang kerumahnya untuk membeli tanaman hias.
“Saya sih iseng aja, waktu itu saya mencari tanaman hias dipingiran kampung (ngebolang) dan saya kumpulkan didepan rumah, ternyata banyak yang beli, tapi sekarang pembeli udah sepi,” kata Asep.
Dia menduga penyebab utama menurunnya minat pembeli untuk membeli tanaman hias dikarenakan trend mengoleksi tanaman hias dikalangan masyarakat sudah mulai memudar dan hal ini menurut dia sudah terasa sejak awal bulan Januari.
“Ramai-ramainya orang keranjingan tanaman hias terjadi pada bulan September hingga Desember tahun 2020 dan begitu ganti tahun, jumlah peminat tanaman hias mulai menurun dan terus menurun hingga sekarang, tapi enggak apa, kalau pun enggak laku, anggap aja saya punya taman penghijauan didepan rumah,” celoteh Asep. n