Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Aktivitas para rentenir yang bergentayangan di sejumlah wilayah Kota Depok kini menjadi momok bagi warga lantaran dituding menjadi pemicu timbulnya masalah keluarga dan merugikan masyarakat.
Ketua Rt03/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoran Mas, Rohmat HN mengatakan akan terus memantau sepak terjang para personel Bank Keliling yang kerap menawarkan pinjaman uang kepada para kaum ibu.
“Kami akan pantau terus gerak gerik para rentenir itu dan kami tidak ingin wilayah kami dikotori aktivitas riba, ” tegas Rohmat.
Di wilayah Kampung Rawakalong Rw 09 dan Rw 10, Kelurahan Grogol , Kecamatan Limo aktivitas para rentenir yang biasa disebut Bank Keliling dinilai sudah membuat resah warga , pasalnya selain merugikan secara ekonomi, kegiatan para rentenir dikhawatirkan akan memicu masalah rumah tangga.
Ketua Rw 09, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Sahrul Afandi mengatakan saat ini banyak sekali para rentenir bergentayangan disetiap sudut wilayah dengan menyasar nasabah dari kalangan ibu rumah tangga.
Dijelaskan Sahrul, dalam aksinya para rentenir menawarkan pinjaman uang tunai tanpa agunan kepada para ibu rumah tangga yang mengalami kesulitan financial dengan bunga sangat besar bahkan mencapai 50 persen dalam sebulan dari nilai jumlah pinjaman, itupun kata dia saat pencairan pinjaman, para rentenir memotong uang pinjaman dengan dalih uang administrasi sehingga uang yang diterima para nasabah tidak sesuai yang di catatkan pada buku catatan sang rentenir.
“Banyak masalah yang timbul akibat banyaknya ibu ibu yang terbelit hutang dengan rentenir yang mengaku Bank Keliling, kami tidak ingin kampung kami ini setiap hari didatangi rentenir yang menagih dan menawarkan hutang kepada para kaum ibu karena dampak sosialnya sangat tidak baik buat kenyamanan warga,” ujar Sahrul kepada Jurnal Depok, kemarin.
Dia menambahkan, keberadaan rentenir di Kampung Rawakalong tumbuh pesat lantaran banyak kaum ibu yang kepincut dengan tawaran pinjaman uang tunai dari para rentenir.
“Pada umumnya ibu ibu tidak berpikir betapa besarnya bunga pinjaman yang harus dibayar, ini lantaran terkena rayunan para rentenir yang terus meng iming imingi para ibu rumah tangga dengan pinjaman uang tanpa agunan dan langsung cair,” imbuhnya.
Terkait hal ini, Sahrul mengatakan akan memasang poster dan spanduk larangan bagi rentenir untuk masuk dan melaksanakan kegiatan meminjamkan uang kepada masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok.
“Kami sudah buat poster poster dan spanduk larangan bagi Bank Keliling untuk melakukan kegiatan meminjamkan uang kepada warga kami, dan jika setelah dipasang pengumuman para rentenir itu masih bergentayangan, kami akan melakukan tindakan lanjutan guna memberantas aktivitas Riba di kampung kami,” tegasnya.
Tak hanya diwilayah Kampung Rawakalong, Kelurahan Grogol, keresahan warga akibat maraknya rentenir juga dukeluhkan oleh sejumlah warga diwilayah Kelurahan Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB) Kecamatan Pancoran Mas dan Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo.
Waluyo, salah seorang warga Meruyung mengaku tak mengerti mengapa keberadaan para rentenir bisa tumbuh subur di berbagai kawasan, padahal kata kiprah para rentenir ini jelas jelas secara ekonomi telah merugikan warga dan lebih ekstrem lagi kerap menimbulkan kegaduhan dan polemik rumah tangga lantaran sang suami kerap tidak terima istrinya terbelit hutang dengan para rentenir tersebut.
“Dari dulu sampai sekarang kok masalah bank keliling ini enggak habis-habis, padahal di kampung kami banyak rumah tangga yang berantakan gegara istrinya terjerat hutang dengan rentenir tanpa sepengetahuan suaminya. Ini jadi masalah sosial yang sangat pelik yang terjadi dimasyarakat kita, untuk itu kami berharap kepada pihak berwenang untuk menertibkan keberadaan dan aktivitas para rentenir yang sudah meresahkan warga” pungkas Waluyo. n Asti Ediawan