Cipayung | jurnaldepok.id
Pemerintah Kota Depok menilai tujuh kader Posyandu Kelurahan Bojong Pondok Terong yang meninggal dunia saat kecelakaan di Subang, Jawa Barat, sebagai pejuang Posyandu.
“Kami bangga dengan mereka, para kader pejuang Posyandu di wilayahnya,” ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris usai mensolatkan tujuh jenazah kader Posyandu Bojong Pondok Terong, di Masjid Assobariyah RW 10, Kecamatan Cipayung, Minggu (19/1).
Menurut dia, ketujuh korban yang tewas tersebut dalam kesehariannya memiliki tugas sosial bersama-sama dengan aparatur setempat di Posyandunya.
Dia mengatakan, Pemerintah Kota Depok akan menanggung semua biaya pengobatan kepada kader Posyandu Kelurahan Bojong Pondok Terong yang alami kecelakaan di Subang, Jawa Barat.
Idris menambahkan, rombongan kader Posyandu Kecamatan Cipayung pergi ke Subang karena ada agenda tahunan.
Rombongan Posyandu melakukan kunjungan ke beberapa daerah yang merupakan agenda tahunan untuk diimpelementasikan ke wilayahnya.
“Kebetulan tahun ini ke Subang. Begitu kejadian saya langsung minta camat untuk koordinasi dengan Dinas Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran. Tadi malam selesai semuanya kami ke RSUD Subang hingga polsek dan polres,” katanya.
Ia menerangkan tim semalam berangkat pukul 00.00 WIB dan tiba pukul 03.00 WIB. Kemudian korban langsung dibawa ke Depok. Sampai di Depok dishalatkan dan ke pihak keluarga.
“Tempat pemakaman beda-beda. Ada yang di Depok dan diluar Depok,” ucapnya.
Dikatakan Idris total luka berat sebanyak 32 orang dan dibawa menggunakan ambulans. Dari Pemkot Depok ada 17 ambulans dan bantuan dari Subang ada 15 ambulans.
“Kita bawa langsung ke RSUI karena ada yang harus ct scan dan sebagainya,” katanya.
Untuk korban luka ringan dibawa ke RSUD Depok namun tidak menggunakan ambulans. Hal itu karena atas permintaan para korban.
“Yang luka ringan ada 18, permintaan mereka memang tidak bawa ambulans dan kami sewakan minibus nantinya dibawa ke RSUD untuk penanganan lebih lanjut,” paparnya.
Sedangkan korban meninggal dunia ada delapan orang termasuk satu supir.
“Pembiayaan yang meninggal saya alokasikan masing masing Rp 10 juta untuk keluarganya, yang luka pengobatan hingga sembuh,”katanya.
Untuk menghindari hal ini tidak terjadi kembali Mohammad Idris mengimbau kepada warga Kota Depok untuk lebih teliti dalam menentukan bus Pariwisata saat melakukan perjalalan ke daerah.
Di lokasi sama Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna menambahkan ketujuh kader posyandu Kelurahan Bojong Pondok Terong sebagai pekerja sosial yang militan dalam menjalankan tugas kemanusiaan di lingkungannya.
“Coba bayangkan mereka dengan gigih bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, kami nilai mereka pejuang Posyandu,”katanya.
Bahkan ada salah satu kader membawa lingkungannya meraih penghargaaan P2WKS, suatu penghargaan yang dikatakan luar biasa.
Pemkot akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban kecelakaan.
Tak hanya menanggung seluruh biaya korban luka, Pradi juga berujar bahwa pihaknya akan memberikan santunan bagi korban meninggal dunia.
Sebelumnya, Pradi juga berujar pihaknya telah mengirimkan 15 unit mobil ambulans beserta tim kesehatan ke lokasi kecelakaan.
Kepala Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK), Nessi Annisa Handari merasa berduka dan kehilangan atas kejadian tersebut.
“Ya kami merasa berduka, dan kehilangan kader Posyandu terbaik di Kelurahan Bojong Pondok Terong. Jika tidak ada mereka maka pelaksanaan Posyandu tidak akan berjalan dengan baik, mereka ini adalah pekerja sosial yang militan di lingkungannya,” pungkasnya.n Aji Hendro