Limo | jurnaldepok.id
Ketua Rw 02, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Abdulloh mengaku kecewa dengan sikap kontraktor Tol Depok – Antasari (Desari) yang belum juga menyelesaikan pembuatan sumur bor untuk para warga yang mengalami kekeringan akibat terdampak dari pembangunan jalan tol wilayah Grogol.
“Sampai sekarang masih ada 66 rumah yang tersebar di tiga Rt di dua Rw, dan setiap hari warga mempertanyakan kepada saya kapan akan meperoleh sumur bor yang dijanjikan oleh pihak kontraktor, ” ujar Adul sapaan akrab Abdulloh.
Dikatakan Adul, waktu pertama kali ribut ribut soal kekeringan, saat itu pihak Kontraktor langsung merespon tuntutan warga yang menjadi korban kekeringan akibat tanah didekat permukiman warga digali untuk pondasi jalan tol, namun sayang kata dia tidak semua korban kekeringan mendapatkan pembuatan sumur bor dari kontraktor.
“Kalau dihitung hitung, banyakan yang belum mendapatkan jatah pembuatan sumur bor, olwh sebab itu kami berharap kepada kontraktor untuk segera melanjutkan realisasi pembuatan sumur bor untuk para korban kekeringan akibat terdampak pembangunan jalan tol Desari diwilayah Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo.
Pernyataan senada disampaikan oleh Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Mili.
Dikatakan Mili, kemarau berkepanjangan yang melanda wilayah Grogol membuat jumlah korban kekeringan yang terdampak pembangunan tol semakin banyak, untuk itu dia mendesak kontraktor proyek tol segera melanjutkan pembuatan sumur bor untuk warga terdampak pembangunan jalan tol.
“Sesuai kesepakatan, pihak kontraktor tol akan membuatkan sumur bor untuk warga sekitar proyek tol yang mengalami kekeringan, untuk itu kami minta agar pihak kontraktor melanjutkan pembuatan sumur bor untuk warga yang sumurnya kering akibat terdampak pembangunan jalan tol namun belum mendapat jatah pembuatan sumur bor dari kontraktor tol Desari, ” tutup Mili. n Asti Ediawan