HeadlinePeristiwa

Lagi, Pasien Dikasih Obat Basi Oleh Puskesmas

Beji | jurnaldepok.id
Pemberian obat basi oleh petugas Puskesmas di Kota Depok kembali terjadi. Kali ini pemberian obat basi diterima oleh salah satu pasien.

Ida, salah satu keluarga pasien warga di RW 13 Kelurahan Beji yang mendapatkan obat kadarluwarsa mengatakan terungkapnya obat basi untuk sang cucu diketahuinya saat akan dikonsumsi.

“Cucu saya kan sakit pilek dan demam, terus berobat ke puskesmas dikasih obat sirup oleh salah satu petugas,”katanya.

Beruntung, lanjutnya, obat kadaluwarsa itu belum sempat diberikan karena keburu diketahui oleh ibu sang bayi.

“Saat anak saya ngecek ternyata ini sudah kadaluwarsa. Untung belum diminumin obatnya,” ucapnya.

Dirinya menjelaskan obat yang diterimanya itu kadaluwarsa dan tertera tanggal obat di produksi pada 6-2017 dan daluwarsa 6-2019. Kini, obat tersebut telah disita oleh pihak puskesmas Beji.

“Iya kemarin orang puskesmas datang ke sini setelah infonya viral. Obat itu mereka bawa katanya mau dimusnahkan,” terangnya.

Dia berharap pihak pemerintah yakni Dinas Kesehatan Kota Depok bisa lebih teliti dalam memberikan pelayanan, sebab kasus ini kadaluwarsa itu tertera tanggal obat di produksi pada 6-2017 dan sudah basi.

“Saya berharap pemerintah jangan teledor, masalahnya takutnya kenapa-kenapa, apalagi keselamatan pasien,”katanya.

Sementara Nining menambahkan awalnya ia berangkat berobat ke Puskesmas Beji, Selasa (17/9). Pada saat itu anaknya mengalami demam dan batuk.

“Anak saya panas dan batuk. Saya berangkat ke puskesmas dan ditangani dokter umum. Usai diperiksa dokter umum. Akhirnya saya mengambil obat di bagian farmasi. Saya ambil obat dan tidak periksa kalau itu obat kedaluarsa,”katanya.

Selanjutnya ketika pulang ke rumah Nining belum memberikan obat tersebut kepada anaknya. Hal ini lantaran masih ada sisa obat sebelumnya yang belum habis.

“Untungnya belum minum, masih minum obat yang lama. Nah pada saat tiga hari kan obat yang lama habis, akhirnya saya mau memberikan obat yang baru dari Puskesmas. Eh pas saya periksa obatnya ternyata kedaluarsa,”katanya.

Seminggu setelah itu dia dan anaknya kembali berobat ke Puskesmas Beji, karena anaknya gatal – gatal bagian kulit.

“Saya berobat lagi dikasih salep. Akhirnya kami pakai salep itu. Eh bukan tambah sembuh malah tambah sakit sampai anak saya kulit belakang kepala kemerahan dan terkelupas. Akhirnya saya bawa ke dokter spesialis, dan mengatakan kalau obat salep yang dipakai itu ternyata untuk dewasa,” tuturnya.

Sementara itu, pihak Puskesmas Beji di Kelurahan Beji Timur belum bisa dimintai keterangan atas kasus ini.

“Maaf kepala puskesmas dan yang lainnya lagi rapat di luar, enggak ada di sini,” kata Mulyadi, salah seorang security yang ditemui di puskesmas.nCR-JD1

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button