Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Pelaksana proyek pembangunan Tol Depok-Antasari (Desari) belum bisa memenuhi permintaan masyarakat di RW 02 Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas.
Mahmud, salah satu warga mengatakan belum ada sikap dari pihak pengembang proyek pembangunan tol Depok Antasari terkait aksi demo.
“Belum ada pertemuan warga kami dengan pengembang tol, ya begitu aja,” ujarnya.
Dia mengatakan seharusnya pasca adanya aksi demo semestinya pihak pengembang melakukan komunikasi dengan warga sehingga masalah tersebut bisa diselesaikan dan ada jalan keluarnya.
Sementara itu saat media melakukan konfirmasi ke kantor pengembang di kawasan Kelurahan Rangkapan Jaya pada Rabu (14/8) sore sebenarnya pihak pengembang mau melakukan hak jawab terkait aksi demo warga.
Namun setelah ditunggu hingga pukul 18:00 WIB pihak pengembang dengan sepihak membatalkannya dengan alasan sedang di lokasi pelaksanaan proyek tol Desari.
Ketua RT2/2, Amsori mengatakan aksi demo ini dilatarbelakangi karena adanya penutupan Jalan Masjid oleh pengembang tol Desari yang menyebabkan warga naik pitam dan marah.
Warga menilai karena akses jalan tersebut dinilai penting dan sangat vital untuk akses warga dalam beraktivitas sehari-hari. Apalagi jalan masjid yang ditutup di sisi sebelah barat banyak dihuni warga RT 01/2 dan RT 2/2.
“Tidak ada pemberitahuan tertulis dan hanya lisan yang kami dapatkan sekitar pukul 15.30 WIB sebelum penutupan,”katanya.
Akibatnya, lanjut Amsori merasa akses warga ditutup dengan tanah yang memiliki ketinggian mencapai dua hingga tiga meter, warga memprotes untuk dilakukan pembukaan kembali.
Hal itu dikarenakan penutupan jalan menghambat dan merugikan masyarakat, khususnya anak bersekolah yang harus memutar melewati Jalan Mandor Basar yang banyak dikendarai roda dua maupun lebih.
“Anak-anak yang mau berangkat sekolah harus putar arah, mereka dirugikan,” katanya.
Masyarakat meminta kepada pihak pengembang tol Desari untuk membangun jembatan pengubung sehingga jalan Masjid tidak terputus.nCR-JD1