Sukmajaya | jurnaldepok.id
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok tengah mempersiapkan armada untuk pengangkutan sampah yang bakal dibuang ke Tempat Pemerosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo di Kabupaten Bogor, dalam waktu dekat ini.
“Kami telah mempersiapkan 50 truk diantaranya 43 truk biasa dan tujuh truk tronton. Nanti teknisnya dari TPS langsung dibuang ke Nambo dengan kapasitas 300 ton per hari di tahap awal ini, sampai dengan pertengahan 2020 nantinya akan ditambah lagi sekitar 500 sampai 700 ton per hari,” ujar Iyay Gumilar, Kepala Bidang Kebersihan dan Kemitraan DLHK Kota Depok, Senin (22/7).
Ia menambahkan, untuk teknis pembuangan sampah ke Nambo saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kabupaten Bogor dan Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Barat yang dibawahnya BPSR Jawa Barat untuk TPA Nambo.
Lebih lanjut Iyay mengatakan, sampah yang dibuang ke Nambo dari Depok merupakan sampah baru.
“Enggak mungkin sampah lama, yang di Cipayung tetap berjalan namun kami lihat kapasitasnya apakah memungkinkan untuk semua dibuang ke Nambo, karena saat ini di TPA Cipayung sedang ada kajian revitalisasi. Rencananya nanti TPA Cipayung akan direhab,” paparnya.
Ia mengungkapkan, selama proses rehab, diharapkan sampah yang masuk ke TPA Cipayung dapat diminimalisir.
“Ada batas maksimal, mungkin TPA Cipayung masih digunakan dan kami terus berupaya untuk mengurangi sampah yang masuk kesana. Meskipun setiap tahun volume sampah terus bertambah dari sumbernya,” ungkapnya.
Dijelaskannya, biaya pembuangan sampah ke Nambo per ton mencapai kurang lebih Rp 140 ribu.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan Tempat Pemerosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo di Kabupaten Bogor dapat dioperasikan bulan ini.
“Nambo sudah oke, izin dari saya sudah. Saat ini sedang dirumuskan teknisnya karena lokasinya kan bukan di Depok melainkan di Bogor, maka harus ketuk pintu dulu ke Ibu Ade Yasin,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil, Kamis (18/7).
Ia mengatakan, dalam membuang sampah harus ada amdal dan saat ini amdalnya masih dalam proses.
“Nanti kalau sampahnya tercecer kemana-mana kan bisa dikomplain. Tapi intinya dalam bulan-bulan ini kalau teknisnya sudah aman maka sampah di Depok bisa dibuang ke Nambo, itu tergantung teknisnya,” terangnya.
Emil mengatakan, pengoperasian Nambo saat ini bersifat emergency.
“Kalau sifatnya emergency ada diskresi untuk pengecualian, kan bukan rencana untuk masa depan, masa depannya tetap RDF sesuai west to energy,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji