Laporan: Rahmat Tarmuji
Rapat koordinasi kepala sekolah yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Kota Depok diisi oleh sosialisasi program Baznas Tanggap Bencana.
Wakil Ketua III Baznas Kota Depok, Setiawan Eko Nugroho mengatakan, Baznas sebagai badan resmi pemerintah untuk pengelolaan zakat memiliki program tanggap bencana karena orang yang terkena bencana secara drastis kehilangan penghidupannya.
“Sekolah sebagai salah satu pelayanan umum di mana terdapat banyak siswa dan guru wajib memberikan rasa aman kepada setiap warga sekolahnya sebagaimana amanat UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mengenai jaminan keamanan dan keselematan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan,” ujarnya, kemarin.
Ketua JSIT Kota Depok, Udin Sastranegara mengatakan, pendidikan tanggap bencana sangat penting bagi peserta didik.
“Karena bencana bisa terjadi kapan pun dan di mana pun, sehingga dapat membawa dampak positif bagi kesiapan warga sekolah dan mampu membuat program preventif tanggap bencana,” tandasnya.
Wakil Komandan BTB Kota Depok, Taufik Ibrahim mengungkapkan menurut riset, faktor yang dapat menyelamatkan jiwa saat bencana adalah diri sendiri 35 persen dan keluarga 31 persen. Sedangkan tim SAR hanya 1,7 persen.
Dari itu, setiap diri dan anggota keluarga harus mengerti dan siap ketika bencana datang.
“Coba bayangkan jika terjadi kebakaran atau gempa di sekolah, bagaimana mobilisasi sekian banyak siswa yang ada di sekolah? Kuncinya ada dikenali ancamannya, kurangi risikonya,” paparnya.
Kepala Sekolah SDIT Al-Hikmah Tapos, Udin menuurkan tindak lanjut dari sosialisasi ini akan mendorong sekolah anggota JSIT untuk memiliki program edukasi tanggap bencana di sekolahnya masing-masing. n