Margonda | jurnaldepok.id
Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna merasa kecewa dan geram ketika mendapatkan laporan terkait pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok yang dinilainya tidak professional.
Hal tersebut bermula ketika suami dari asisten istrinya, Martha Catur Wurihandini menderita sakit dan harus mendapatkan pelayanan medis di RSUD. Saat itu suami dari asistennya Martha masuk ke ruang UGD, di ruangan itu pasien seolah mendapatkan penanganan yang lambat dan terkesan ada pembiaran.
Tak sampai di situ, ketika pasien hendak dirujuk ke rumah sakit lain menggunakan mobil ambulance, ada informasi bahwa mobil ambulance dan sopirnya tidak ada.
“Ini menyangkut rasa kepedulian dan memiliki terhadap pasien, ini kan simbiosis mutualism, masyarakat butuh dan pihak RSUD harus betul-betul peduli, itu harus ditumbuhkan dalam diri kita,” ujar Pradi kepada Jurnal Depok, Senin (20/11).
Ia menambahkan, bawa pihaknya tidak mau menyalahkan siapa-siapa namun hal tersebut harus menjadi perhatian dan pembelajaran bagi seluruh karyawan RSUD.
“Hari ini (kemarin,red) kami panggil teman-teman dan Ibu Direktur RSUD untuk sama-sama duduk bareng menyelesaikan persoalan tersebut,” paparnya.
Peristiwa yang sempat viral di media sosial itu juga disayangkan oleh Ketua LSM Kapok, Kasno. Kasno mengungkapkan tidak semestinya itu terjadi kepada siapapun dan apapun latar belakang seorang pasien.
“Tidak mungkin jika RSUD hanya memiliki satu orang sopir dan satu mobil ambulance. Secara manusiawi kami sebagai warga Depok menyayangkan peristiwa itu, bagaimana jika hal itu terjadi pada masyarakat biasa,” ungkapnya.
Namun begitu, Kasno tidak menghendaki adanya opini yang menginginkan Direktur RSUD dicopot dan lain sebagainya.
“Janganlah menghakimi seperti itu, memang benar yang harus bertanggungjawab direktur akan tetapi bisa saja SOP nya sudah benar namun SDM nya dalam menjalankannya tidak bagus. Dengan adanya kejadian ini kami berharap Direktur RSUD dapat membina dan mendidik bawahannya agar peristiwa itu tidak terulang lagi,” tegasnya.
Menanggapi peristiwa itu, Direktur RSUD Kota Depok, Asloe’ah Madjri mengatakan bahwa pihaknya telah menjalankan tugas sesuai SOP.
“Sebelum merujuk pasien kan ada aturannya dan tidak mudah, kami harus melihat kondisi pasien terlebih dahulu, memastikan tempat rujukan ada atau tidak di rumah sakit yang akan dirujuk, itu kan memerlukan waktu. Jadi tidak benar kalau pasien dibiarkan dua jam. Kami telah memberikan pelayanan terbaik,” tanggapnya.
Lulu, begitu ia disapa akrab mengatakan, terkait mobil ambulance pihaknya memiliki dua unit mobil ambulance dan satu unit mobil jenazah.
“Saat peristiwa itu terjadi, sopir kedua mobil ambulance ini sedang menjalankan tugasnya merujuk pasien ke RS Polri dan Fatmawati, regisnya ada kok, jadi tidak mengada-ngada,” terangnya. n Rahmat Tarmuji