Margonda | jurnaldepok.id
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, Pemerintah Kota Depok telah menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pengelolaan air limbah.
Hal ini ditunjukkan antara lain dengan besarnya alokasi APBD dan jumlah septictank yang terpasang dalam program hibah air limbah setempat, tingginya pemanfaatan dana DAK tahun 2016, kepemilikan IPLT dan keberfungsiannya, serta keikutsertaan aktif Kota Depok dalam program layanan lumpur tinja terjadwal.
Atas hal tersebut, Pemerintah Kota Depok meraih penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Award 2017 kategori penghargaan “Komitmen Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Air Limbah”.
AMPL Award merupakan wujud apresiasi yang dipersembahkan bagi pemerintah dan non pemerintah (institusi dan komunitas) atas kontribusi yang telah diberikan dalam pembangunan air dan sanitasi.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro kepada Walikota Depok, Mohammad Idris, pada acara Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional ( KSAN) 2017, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (7/11).
Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) merupakan ajang komunikasi dan advokasi terbesar disektor air dan sanitasi yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh kementerian/lembaga dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Kegiatan ini dirancang untuk peningkatan komitmen dan peran serta para pemangku kepentingan terkait (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, LSM, NGO, Akademisi dan sebagainya).
Acara yang dibuka oleh Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, mengusung tema ” Kerja Bersama Kejar Akses Universal” difokuskan untuk membahas pemenuhan akses air minum dan sanitasi melalui peningkatan optimasi pembiayaan yang ada.
Hal ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masalah pembiayaan air minum dan sanitasi serta meningkatkan komitmen stakeholders pembangunan, baik pemerintah maupun non pemerintah dalam mencapai 100% akses sanitasi dan air minum tahun 2019 dan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Ditemui usai menerima penghargaan, Walikota Depok, Mohammad Idris, kembali menerangkan bahwa penghargaan yang baru saja diraih ialah penghargaan dalam hal sanitasi dan pengelolaan air limbah.
Hal tersebut, lanjutnya, merupakan komitmen yang tertuang dari MoU yang dibuat Pemerintah Kota Depok dengan kementrian.
“Pemerintah Kota Depok melakukan pengembangan IPLT yang ada di Kalimulya untuk lebih modern dan lebih besar kapasitasnya. Selain itu juga hingga 2017 ini ada pembangunan 800 septictank yang tersebar di 31 titik di Kota Depok, dimana satu titik bisa menampung 40 KK,” terang Idris seperti dilansir Promentasi Setda Depok, kemarin.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa PAD Kota Depok sejumlah Rp 1 trilyun peruntukkannya baru beberapa persen untuk sanitasi, disamping untuk pembangunan infrastruktur dan urusan kepemerintahan wajib lainnya.
Untuk itu, pembangunan sanitasi butuh pendanaan dari pos-pos yang lain diantaranya dengan keswadayaan masyarakat ataupun melalui Baznas.
“Baznas sudah berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi melalui pembangunan Rumah Tidak Layak Huni atau RTLH lengkap dengan pembangunan septictanknya. Kita ingin membangun Kota Depok dengan berbagi dan berkolaborasi, sesuai dengan tagline Kota Depok Friendly City,” tutup Idris. |*