Margonda | jurnaldepok.id
Kasus meninggalnya bayi Tiara Deborah yang tidak mendapat pelayanan baik dari sebuah rumah sakit di Jakarta Barat membuat Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Depok geram. Agar kasus tersebut tidak terulang di Depok, dirinya bersama anggota DKR lain berunjuk rasa ke Pemkot Depok.
Dalam aksinya DKR menuntut agar semua rumah sakit memperbaiki sistem pelayanan bagi warga miskin.
“Aksi kami ini juga sebagai bentuk kepedulian pada bayi Deborah. Apalagi kasus serupa nyaris terjadi pada bayi Omar, warga Depok,” ujarnya kemarin.
Di Depok kasus mirip bayi Deborah nyaris terjadi dan menimpa bayi bernama Omar Rasyiqul Aminulloh. Anak sulung buah hati dari pasangan keluarga miskin, Edy dan Desy lahir pada 24 Agustus 2017 secara prematur.
Setelah lahir bayi Omar kritis. Ironisnya ia ditolak tak kurang dari 16 rumah sakit swasta di Depok hanya karena keluarganya tak mampu membayar uang muka rumah sakit.
DKR mewakili warga miskin Depok yang juga mempertanyakan Raperda Sistem Kesehatan.
“Seperti apa perkembangannya dan sejauh apa raperda berpihak pada rakyat miskin di Depok untuk mendapat layanan kesehatan memadai,” katanya.
Sebagai keluarga miskin, lanjutnya, Omar merupakan pasien jaminanan kesehatan. Peristiwa yang dialami bayi Omar membuktikan bahwa keluarga miskin di Depok terancam ditolak RS swasta meski ibunya memiliki kartu BPJS Kesehatan.
“Ini membuktikan jaminan kesehatan bagi keluarga miskin di Depok belum tersistem dengan baik. Pemkot Depok mesti memaksa dan memastikan rumah sakit tidak menolak pasien miskin,” katanya.
Ia berharap rumah sakit swasta agar memasang spanduk ukuran besar yang bertuliskan mereka tidak menolak pasien miskin.
“Harapannya rumah sakit swasta jangan tolak pasien miskin. Jangan sampai peristiwa yang dialami bayi Deborah terjadi di Depok. Usahakan tangani pasien terlebih dahulu, selamat kan nyawa orang dulu. Karena itu yang paling utama,” tandasnya.nNur Komalasari