Melonjaknya kembali harga cabai di tingkat pengecer pada kurun waktu dua pekan terakhir tak pelak membuat para ibu rumah tangga pusing tujuh keliling lantaran harus merogoh kocek lebih dalam lagi, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kamilah, salah satu ibu rumah tangga di Kampung Parung Bingung RT 03/03 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoran Mas, mengaku semakin sulit mengatur uang belanja untuk masak lantaran harga cabai yang semakin meroket. Bahkan ibu dua anak itu mengatakan terpaksa mengurangi konsumsi cabai guna menghemat pengeluaran sehari-hari.
“Bayangkan saja sekarang ini harga cabai rawit merah bisa mencapai Rp 150 ribu per kilo, itu sama aja denga Rp 500 per satu buah cabai. Makanya keluarga saya mengurangi konsumsi cabai untuk menghemat uang belanja harian yang diberikan suami,” ujar Mila kepada Jurnal Depok, kemarin.
Tingginya harga cabai di pasaran diakui oleh Nuraini salah satu pedagang sayur di Parung Bingung. Dikatakannya, mahalnya harga cabai disebabkan minimnya pasokan komuditas ditingkat pedagang pasar, sementara di sisi lain permintaan relatif stabil.
“Kata suami saya cabai di pasar memang langka, makanya harganya terus naik,” tandas Ain sapaan Nuraini.
Dia menambahkan, harga cabai jenis rawit hijau yang biasanya hanya Rp 35 ribu per kilo, kini naik hingga Rp 90 ribu per kilo. Sedangkan cabai merah keriting harganya berkisar antara Rp 120 hingga Rp 125 ribu per kilo.
Mahalnya harga cabai sangat berdampak terhadap menurunnya keuntungan yang diperoleh pedagang. Hal itu disebabkan terbatasnya stok dagangan dan berkurangnya jumlah pembelian dari para pelanggan. Dirinya berharap harga cabai segera normal kembali agar tidak memberatkan warga.