HeadlinePeristiwa

Rumah Bos Pandawa Diawasi Polisi

Kapolsek Limo, Kompol Imron Gultom mengatakan, tiga sampai empat kali dalam sehari, anggotanya melakukan patroli di sekitar rumah Ketua Pandawa Group, Noeryanto. Hal itu sudah dilakukan sejak Desember tahun lalu, sampai sekarang.

“Kontrol saja ngeliat kondisi disana, keliling perumahan tidak stand by disana. Sejauh ini masih kondusif, tidak ada masalah dan tidak menganggu warga,” jelas Imron, Rabu (18/1).

Imron mengaku, patroli memang rutin dilakukan anggotanya tidak hanya di perumahan Palem Gandra Asri Limo. Namun, saat ini memang ke perumahan tersebut. Semenjak merebak pemberitaan macetnya pembayaran pada nasabah.

“Tetangga sekitar 80 persen juga anggota, jadi tidak ada yang merasa terganggu,” ujarnya.

Imron mengaku, sekitar sepekan lalu mendatangi rumah Noeryanto dan bertemu. Dan berjanji akan melunasi ke nasabahnya. Saat itu, sudah banyak anggota yang datang.

“Saya ketemu orangnya dan janji mau menyelesaikan, sempat ngobrol sama anggota,” ceritanya.

Imron menambahkan saat ini pihaknya sebatas patroli biasa. Hal ini dilakukan guna mencegah tindak pidana. Dirinya juga mempersilakan jika ada yang merasa dirugikan silakan lapor ke polisi.

“Kalau dirugikan silakan melapor, yang disana  juga jangan sampai melakukan tindak pidana. Sampai saat ini belum ada yang melapor,” pungkasnya.

Sementara itu kembali, rumah pemilik KSP Pandawa Salman Nuryanto didatangi puluhan nasabahnya. Sejak Nuryanto menghilang, kediamannya yang terletak di Perumahan Palem Limo terus menerus didatangi. Bahkan beberapa ada yang bertahan bermalam hingga bertemu Nuryanto. Beberapa nasabah ada yang pasrah, namun ada pula yang akan terus menuntut hingga uangnya kembali.

“Saya kenal Pak Nuryanto orangnya baik. Nggak mungkin dia kabur, saya yakin dia ada kok sebenarnya. Saya kenal dia sudah lama, udah lebih dari tetangga. Dia dulu tinggal di Bedahan. Kenal juga sama istri nya,” ujar salah satu ibu warga Bedahan yang enggan disebutkan nama.

Ia mengaku mengenal Nuryanto puluhan tahun. “Ketika itu dia jualan bubur ayam. Dia punya anak satu. Saya kenal dia baik sih. Saya  sudah empat tahun ikutan Pandawa. Waktu itu setor pribadi Rp 30 juta, nggak pernah ada kendala. Alhamdulillah saya dikit-dikit udah bisa bangun kontrakan, bangun rumah,” akunya.

Dirinya mengatakan jika kemungkinan terburuk terjadi artinya uang tak kembali, dia mengaku pasrah. “Nggak mau nuntut, biarin aja. Saya yakin dia nggak kemana-mana,” katanya.

Nasabah lain bernama Rukun Wibowo menuturkan ia stres.

“Pusing saya, stres, ditagih terus sama temen. Sekarang nggak tahu Pak Nuryanto dimana. Saya setor awal Rp 70 juta, kalau ditotal sama uang temen-temen capai Rp 125 juta,” ujar Rukun Wibowo kemarin.

Supir salah satu sekolah swasta di Jakarta Selatan itu mengaku sudah empat bulan investasi di Pandawa. Dua bulan pertama, uangnya kembali.

“Dapetnya 10 persen. Tapi karena belum setahun dipotong 10 persen. Dapet nya Rp 7 juta kurang. Saya langsung setor ke Pak Nuryanto, bukan ke leader,” katanya.

Ketika itu ia percaya menaruh uangnya karena penjelasan dari Nuryanto dinilai masuk akal. “Dana nya diambil bisa sewaktu-waktu. Tapi sejak Desember udah nggak cair. Denger berita katanya haram, terus Pak Nuryantonya juga kabur entah kemana. Saya udah 7 hari bolak balik kesini, saya akan tetap disini sampe uang kembali, ” tuturnya.

Dia mengatakan belum tahu apakah akan melaporkan Nuryanto ke kepolisian. “Saya lihat temen-temen dulu apakah mau melaporkan ke polisi. Saya pusing soalnya temen-temen supir nanya nya ke saya. Pusing juga anak saya mau masuk kuliah,  nggak ada biayanya.wewww

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button