Margonda | JurnalDepok
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Depok terus berupaya membina para atlet. Tak dipungkiri, untuk membina atlet profesional, diperlukan anggaran yang memadai.
Menjelang Pekan Olah Raga Nasional (PON) Jawa Barat, KONI Depok terus membina para atlet. Sedangkan seluruh pelatihan dan ongkos atlet di tanggung Pelatda Jawa Barat.
“Saya mau bilang butuh pendanaan lebih besar agar atlet lebih berkembang dan profesional.Alokasi selama ini kurang, hanya Rp 5 miliar di Depok.Tahun 2017 rencananya Rp 10 miliar.Idealnya Rp 20 miliar di kota,” AmriYusra, Ketua KONI Depok, kemarin.
Dengan begitu, lanjutnya, setiap kota dapat menggelar sekolah pelatihan bagi para atlet. Hal itu juga dapat mencegah atlet lompat pagar karena alasan biaya pembinaan yang terlalu kecil.
“Banyak atlet Depok ke Jakarta karena terlalu kecil uang pembinaannya.DKI banyak kasih uang, kami hanya 20 persen nya dari DKI sangat jauh dari ideal.Ini harapannya dengan pemerintahan sekarang lebih peduli olahraga, berharap ada system terintegrasi.Anggaran, fasilitas, lalu koordinasi termasuk olahraga masyarakat dimajukan supaya sumber atlet dari masyarakat bisa muncul,” paparnya.
Sementara ituWalikota Depok, Mohammad Idris mengatakan harus ada pembinaan yang intensif agar para atlet yang ada di Depok tidak ‘lompat pagar’ ke DKI. Dengan begitu, kata dia, mereka (atlet,red) merasa dilayani dan diorangi.
“Anggaran olahraga karena tidak menjadi program unggulan, namun kami akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk perhatian pada olahraga dan kepemudaan,” tandasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada tahun ini anggaran olahraga yang berasal dari APBD dirasa cukup. Namun begitu, dengan tupoksi yang baru pihaknya masih mengkaji sebesar 3-5 persen.
“Kami akan tingkatkan sesuai tupoksinya, tupoksi kami di dalam SOTK baru selesai disahkan.SOTK ini akan kami terjemahkan kedalam tupoksi-tupoksi yang nanti adaPerwalnya, kini belum selesai,” pungkasnya.