Beji | Jurnal Depok
Mabes Polri hari ini menurunkan dua tim investigasi untuk mengusut soal pengakuan Freddy Budiman yang menyebut ada aliran dana narkoba ke beberapa instansi. Tim tersebut akan dipecah menjadi dua bagian dan menelusuri ke dua lokasi berbeda.
“Satu tim menelusuri ke PPATK, satu lainnya investigasi ke lapas Nusakambangan,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli usai menghadiri seminar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Depok, Senin (15/8).
Dirinya mengungkapkan kedua tim mulai melakukan penelusuran terkait informasi dari PPATK tersebut. Dia mengaku belum mengetahui secara pasti tentang besarnya aliran dana yang masuk ke oknum polri.
“Sejauh ini Polri sendiri belum mengetahui darimana dana tersebut berasal dan kepada siapa diberikan,” ungkapnya.
Ia menuturkan jika memang pengakuan Freddy tersebut benar maka pihaknya tidak segan melakukan tindakan tegas. Untuk itu diharapkan agar penyelidikan tim investigasi bisa segera mendapatkan hasil.
“Tentunya jika memang benar tidak akan segan-segan untuk dilakukan tindakan tegas,” tandasnya.
Sebelumnya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan aliran dana ratusan miliar rupiah dari gembong narkoba yang diduga memiliki hubungan dengan Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati.
“Datanya sudah saya serahkan ke Badan Narkotika Nasional (BNN) berikut analisisnya, cukup tebal,” kata Kepala PPATK Muhammad Yusuf.
Aliran dana ratusan miliar itu diberikan kepada seseorang yang tidak diungkapkan oleh Yusuf. “Saya tidak bisa berbicara detail karena ditangani Mabes Polri dan BNN,” imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya menyerahkan kepada aparat untuk mengusut tuntas temuan tersebut. Terkait hubungan dengan almarhum Freddy, ia menyatakan, “Bisa saja dari kelompok itu (Freddy Budiman-Red). Kami tidak tahu. Secara faktual tidak begitu, tetapi mungkin saja ada kaitan,” katanya.
Dugaan adannya aliran dana dari Freddy Budiman mengemuka ke publik setelah ada testimoni Koordinator Kontras Haris Azhar.